Tampilkan postingan dengan label Arti-Kata. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Arti-Kata. Tampilkan semua postingan

06/04/24

Arti Peribahasa Jalan Tak Ada Ujung


Arti Peribahasa Jalan Tak Ada Ujung - Peribahasa "jalan tak ada ujung" dalam bahasa Melayu merujuk kepada sesuatu yang tidak mempunyai penamat atau berlarutan tanpa henti. Ia menggambarkan sesuatu yang tidak mempunyai hujung atau batasannya, sering kali dalam konteks waktu atau usaha yang dilakukan.

Contoh Perumpamaan Peribahasa Jalan Tak Ada Ujung

Contoh perumpamaan peribahasa jalan tak ada ujung adalah seperti berikut:

Perumpamaan:

"Seperti mencoba mencari ujung tali di lautan, usahaku meraih cita-cita ini seperti jalan tak ada ujung."

Dalam kalimat ini, peribahasa "jalan tak ada ujung" digunakan untuk menggambarkan perjuangan yang berlarutan dan seringkali tampaknya tidak mempunyai akhir. 

Usaha untuk meraih cita-cita atau tujuan tertentu diibaratkan dengan mencari ujung tali di lautan yang luas dan tak terbatas, yang menyiratkan ketidakpastian dan keputus-asaan dalam mencapai tujuan tersebut.

Contoh Peribahasa Jalan Tak Ada Ujung Dalam Kalimat

Contoh penggunaan peribahasa jalan tak ada ujung adalah seperti berikut:

Contoh penggunaan dalam kalimat:

"Perjalanan untuk menemukan penyelesaian kepada masalah kompleks itu seperti jalan tak ada ujung, tetapi kami tetap bertekad untuk terus mencari solusi yang terbaik."

Dalam kalimat ini, peribahasa tersebut digunakan untuk menggambarkan keadaan di mana mencari penyelesaian bagi masalah yang rumit terasa seperti tugas yang tidak berkesudahan. Meskipun demikian, mereka tetap bertekad untuk terus berusaha dan mencari solusi yang tepat.

Pesan Moral Dari Peribahasa Jalan Tak Ada Ujung

Pesan moral dari peribahasa "jalan tak ada ujung" adalah tentang ketekunan, kesabaran, dan keteguhan hati dalam menghadapi rintangan atau tugas yang tampaknya tidak memiliki akhir atau batas yang jelas. Berikut beberapa pesan moral yang dapat ditarik dari peribahasa ini:

  1. Ketekunan dan Kesabaran: Peribahasa ini mengajarkan tentang pentingnya untuk tetap gigih dan sabar dalam mengejar tujuan atau menyelesaikan tugas yang mungkin memerlukan waktu yang lama atau berlarutan.
  2. Keteguhan Hati dan Daya Tahan: Pesan moralnya juga menekankan pentingnya memiliki keteguhan hati dan daya tahan yang kuat dalam menghadapi tantangan dan rintangan yang mungkin timbul dalam perjalanan hidup.
  3. Konsistensi dan Dedikasi: Peribahasa ini mengajarkan pentingnya untuk tetap konsisten dan berkomitmen terhadap tujuan atau usaha, meskipun terkadang tampaknya sulit atau tidak jelas arahnya.
  4. Optimisme dan Semangat Pantang Menyerah: Meskipun perjalanan terasa panjang dan sulit, pesan moralnya menunjukkan pentingnya untuk tetap optimis dan memiliki semangat pantang menyerah dalam menghadapi setiap tantangan yang dihadapi.

Memahami pesan moral dari peribahasa jalan tak ada ujung, seseorang dapat terinspirasi untuk tetap bertahan dan terus berusaha meskipun menghadapi situasi yang sulit atau tidak pasti. Ini juga mengajarkan nilai-nilai ketabahan dan keyakinan dalam menghadapi perjalanan hidup yang penuh dengan ketidakpastian.

Share:

Arti Peribahasa Air Beriak Tanda Tak Dalam

Arti Peribahasa Air Beriak Tanda Tak Dalam - Peribahasa "air beriak tanda tak dalam" dalam bahasa Melayu merujuk kepada situasi di mana ada gejala atau tanda-tanda yang menunjukkan sesuatu, namun sebenarnya tidak sesuai dengan yang terlihat atau tidak mencerminkan keadaan sebenarnya. Ia menggambarkan bahwa penampilan luaran tidak selalu mencerminkan atau menggambarkan keadaan atau hakikat sesuatu perkara.

Contoh Perumpamaan Peribahasa Air Beriak Tanda Tak Dalam

Berikut ini merupakan contoh perumpamaan peribahasa air beriak tanda tak dalam yakni:

Perumpamaan:

"Seperti air yang beriak tanda tak dalam, senyuman yang dipamerkan olehnya seringkali menyembunyikan kesedihan dan penderitaan yang sebenarnya."

Dalam perumpamaan peribahasa air beriak tanda tak dalam ini, "air yang beriak" melambangkan sesuatu yang menunjukkan tanda-tanda atau gejala yang mengganggu, sedangkan "tanda tak dalam" merujuk kepada fakta bahwa sebenarnya tidak ada masalah yang serius atau dalam hal ini, kebahagiaan yang sebenarnya tidak hadir. Ini menggambarkan situasi di mana seseorang mungkin menunjukkan senyuman atau kesenangan di luar, tetapi sebenarnya mereka sedang merasakan kesedihan atau penderitaan di dalam hati.

Contoh Penggunaan Peribahasa Air Beriak Tanda Tak Dalam Dalam Kalimat

Berikut merupakan contoh penggunaan peribahasa air beriak tanda tak dalam yang digunakan dalam sebuah kalimat.

Contoh penggunaan dalam kalimat:

"Meskipun keluarga itu selalu terlihat bahagia di hadapan orang lain, namun air beriak tanda tak dalam. Mereka sebenarnya mengalami masalah yang besar di belakang layar."

Dalam kalimat peribahasa air beriak tanda tak dalam ini, peribahasa tersebut digunakan untuk menunjukkan bahwa meskipun terlihat bahagia dari luar, namun sebenarnya keluarga tersebut sedang menghadapi masalah yang serius di dalam, yang mungkin tidak terlihat atau diketahui oleh orang lain.

Pesan Moral Peribahasa Air Beriak Tanda Tak Dalam

Pesan moral dari peribahasa "air beriak tanda tak dalam" mengajarkan kita untuk tidak terlalu terpedaya dengan penampilan luaran atau gejala yang terlihat di permukaan. Berikut beberapa pesan moral yang dapat ditarik:

  1. Jangan Membuat Kesimpulan Cepat: Peribahasa ini mengingatkan kita untuk tidak membuat kesimpulan atau penilaian yang terlalu cepat hanya berdasarkan pada apa yang terlihat di luar. Terkadang, hal yang sebenarnya lebih kompleks daripada yang terlihat.
  2. Kebenaran Bisa Tersembunyi: Pesan moralnya juga menyoroti pentingnya untuk mencari lebih dalam dan memahami situasi dengan lebih baik sebelum membuat kesimpulan atau membuat keputusan. Kebenaran atau hakikat sesuatu bisa saja tersembunyi di balik penampilan atau gejala yang tidak jelas.
  3. Empati dan Pengertian: Peribahasa ini juga mengajarkan pentingnya memiliki empati dan pengertian terhadap orang lain. Seseorang mungkin saja menunjukkan kesenangan atau kebahagiaan di luar, tetapi sebenarnya mereka mungkin sedang mengalami kesedihan atau penderitaan yang tidak terlihat.
  4. Jujur dan Transparansi: Penting untuk menjadi orang yang jujur dan transparan dalam hubungan dengan orang lain. Dengan membuka diri dan berbagi perasaan atau masalah yang sedang dihadapi, kita dapat membantu mengurangi kesenjangan antara penampilan luaran dan keadaan sebenarnya.

Memahami pesan moral dari peribahasa peribahasa air beriak tanda tak dalam ini, kita dapat menjadi lebih bijaksana dalam menafsirkan situasi dan lebih sensitif terhadap perasaan dan kondisi orang lain. Ini juga mengajarkan nilai-nilai empati, kejujuran, dan pengertian dalam hubungan antarmanusia.

Share:

Arti Peribahasa Jadilah Suara Bukan Gema


Arti Peribahasa Jadilah Suara Bukan Gema - Peribahasa "jadilah suara bukan gema" dalam bahasa Melayu merujuk kepada pentingnya menjadi seseorang yang memiliki pengaruh atau kontribusi yang nyata dalam situasi atau lingkungan tertentu, daripada sekadar menjadi "gema" atau peniru yang mengikut atau meniru orang lain tanpa memberikan kontribusi yang berarti.

Contoh Perumpamaan Peribahasa Jadilah Suara Bukan Gema

Sebuah contoh perumpamaan peribahasa jadilah suara bukan gema:

"Sebagai pemimpin, penting bagi kita untuk jadilah suara bukan gema. Itu berarti kita harus memberikan visi, kebijaksanaan, dan keputusan yang jelas, bukan sekadar meniru atau mengikuti apa yang dikatakan oleh orang lain."

Dalam perumpamaan peribahasa jadilah suara bukan gema ini, "suara" melambangkan seseorang yang memiliki pendapat, keputusan, atau kontribusi yang orisinal dan berpengaruh, sedangkan "gema" melambangkan seseorang yang sekadar meniru atau mengulangi apa yang telah dikatakan oleh orang lain tanpa memberikan pemikiran atau kontribusi baru. Sebagai seorang pemimpin, penting untuk memiliki integritas dan otoritas yang memadai untuk menjadi seseorang yang memberikan arah dan pengaruh yang nyata.

Contoh Penggunaan Peribahasa Jadilah Suara Bukan Gema Pada Suatu Kalimat

Sebuah contoh penggunaan  peribahasa jadilah suara bukan gema dalam kalimat:

"Dalam proyek tersebut, setiap anggota tim diharapkan untuk jadilah suara bukan gema. Mereka harus berani menyuarakan ide-ide baru dan memberikan kontribusi yang berarti untuk mencapai tujuan bersama."

Dalam kalimat peribahasa jadilah suara bukan gema ini, peribahasa tersebut digunakan untuk menekankan pentingnya setiap anggota tim untuk menjadi aktif dan berkontribusi secara positif dalam mencapai tujuan proyek, daripada sekadar menjadi pengikut yang hanya mengikuti arahan atau ide orang lain. Ini menunjukkan nilai-nilai kolaborasi, inovasi, dan kepemimpinan yang kuat dalam sebuah tim atau kelompok.

Pesan Moral Peribahasa Jadilah Suara Bukan Gema

Pesan moral dari peribahasa "jadilah suara bukan gema" adalah tentang pentingnya keberanian untuk memiliki pendapat, kontribusi, dan identitas yang unik serta bermanfaat dalam setiap situasi. Berikut adalah beberapa pesan moral yang dapat ditarik dari peribahasa ini:

  1. Integritas dan Kemandirian: Pesan moralnya menekankan pentingnya untuk tetap teguh pada nilai-nilai dan keyakinan pribadi, serta berani menyuarakan pendapat dan kontribusi yang berasal dari pemikiran dan pengalaman sendiri.
  2. Penghargaan Terhadap Keunikan: Peribahasa ini mengajarkan tentang pentingnya menghargai dan menerima keunikan setiap individu serta kontribusi yang mereka berikan, daripada sekadar meniru atau mengikuti orang lain tanpa pemikiran yang mendalam.
  3. Kepemimpinan dan Pengaruh Positif: Pesan moralnya juga menyoroti pentingnya memiliki kepemimpinan yang kuat dengan memberikan arah dan pengaruh yang positif kepada orang lain, bukannya hanya mengikuti arus atau meniru apa yang telah dilakukan orang lain.
  4. Kesadaran Diri dan Tanggung Jawab: Peribahasa ini mengingatkan kita untuk memiliki kesadaran diri yang kuat dan mengambil tanggung jawab atas kontribusi kita dalam situasi atau lingkungan tertentu, serta berani bertindak sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip yang kita yakini.

Memahami pesan moral dari peribahasa jadilah suara bukan gema ini, seseorang dapat terinspirasi untuk menjadi individu yang berani, berintegritas, dan memberikan kontribusi yang berarti dalam setiap aspek kehidupan, serta menghargai keunikan dan kontribusi orang lain dengan mengutamakan kualitas dan nilai-nilai positif.

Share:

Arti Pribahasa Langkah Perempuan itu Pendek


Arti Pribahasa Langkah Perempuan itu Pendek - Peribahasa "langkah perempuan itu pendek" dalam bahasa Melayu merujuk kepada pandangan atau stereotaip yang menyatakan bahawa perempuan cenderung untuk memiliki keupayaan atau kemampuan yang lebih terhad dalam sesuatu bidang atau aktiviti berbanding lelaki. Ia menggambarkan pandangan tradisional yang merendahkan kemampuan perempuan atau menganggap mereka sebagai individu yang kurang mampu.

Contoh Perumpamaan untuk Peribahasa Langkah Perempuan itu Pendek 

Contoh perumpamaan untuk peribahasa langkah perempuan itu pendek adalah seperti berikut:

  1. Dalam dunia pekerjaan, seseorang mungkin berkata, "Dia seperti perempuan, langkahnya pendek," untuk merendahkan kemampuan atau kebolehan seseorang dalam menangani tugas-tugas yang memerlukan kecekapan atau keberanian yang dianggap sebagai ciri-ciri maskulin.
  2. Dalam konteks kemampuan fisikal, seseorang mungkin menggunakan peribahasa ini dengan berkata, "Seperti perempuan, langkahnya pendek," untuk menyindir atau meremehkan seseorang yang tidak mempunyai kekuatan atau kecekapan fisikal yang cukup, dengan mengasosiasikannya dengan stereotaip tentang perempuan yang lemah.

Contoh Penggunaan Peribahasa Langkah Perempuan itu Pendek Pada Sebuah Kalimat

Contoh:

"Ketika berhadapan dengan rintangan yang mencabar, dia sering dipandang sebelah mata oleh rekan-rekannya kerana mereka beranggapan bahwa langkah perempuan itu pendek dalam menangani masalah teknis yang rumit."

Dalam kalimat tersebut, peribahasa langkah perempuan itu pendek digunakan untuk menyatakan stereotaip atau pandangan yang merendahkan terhadap kemampuan seorang perempuan dalam menangani tugas-tugas yang dianggap sebagai domain tradisional lelaki, seperti masalah teknis yang rumit. Ini menunjukkan bagaimana stereotaip gender dapat mempengaruhi persepsi terhadap kemampuan seseorang, tanpa mempertimbangkan kebolehan dan potensi yang sebenarnya.

Peribahasa ini membawa dan mengandung pesan yang sangat mendalam tentang pentingnya menghindari stereotaip gender dan menghargai kemampuan individu tanpa membedakan gender mereka. Pribahasa tersebut juga menekankan bahawa pandangan yang merendahkan terhadap perempuan tidak wajar dan tidak sesuai dengan realiti kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh setiap individu, tanpa membedakan gendernya.

Semoga artikel ini bermanfaat dan memberikan wawasan baru bagi kalian dan juga sekaligus mengenal salah satu warisan budaya kita semua yaitu mengenal pribahasa, terima kasih.

Tag: Arti kata | Sinonim | Contoh Soal |

Share:

22/02/24

Arti Dari Peribahasa Bara Api Terlambat Mati

Peribahasa "Bara api terlambat mati" dalam bahasa Melayu merujuk kepada situasi di mana masalah atau perselisihan yang telah timbul menjadi lebih sukar untuk diselesaikan atau dihentikan, walaupun usaha telah dilakukan untuk menyelesaikannya. Ia menggambarkan keadaan di mana konflik atau keadaan buruk berlanjutan dan sukar untuk diselesaikan sepenuhnya.

Contoh Peribahasa Bara Api Terlambat Mati

Contoh penggunaan peribahasa "Bara api terlambat matiadalah seperti berikut:

  1. Dalam konteks hubungan antara dua individu atau dua pihak yang terlibat dalam perselisihan atau konflik, peribahasa ini mungkin digunakan untuk menyatakan bahawa masalah tersebut telah berlarutan dan sukar untuk diatasi, walaupun usaha telah dilakukan untuk menyelesaikannya.
  2. Dalam situasi di mana ketegangan politik atau sosial berlarutan dalam sebuah negara, peribahasa ini menggambarkan keadaan di mana masalah tersebut tidak mudah untuk diselesaikan dan berlanjutan dalam jangka masa yang lama.

Peribahasa "Bara api terlambat matimengandungi pesanan tentang pentingnya menangani masalah atau konflik dengan segera dan secara berkesan, sebelum ia menjadi lebih rumit atau sukar untuk diatasi. Ia menekankan bahawa terlambat bertindak terhadap masalah yang timbul boleh menyebabkan masalah tersebut menjadi lebih buruk atau berlarutan. 

Share:

Arti Dari Peribahasa Bagaikan Kera Mendapat Bunga

Peribahasa "Bagaikan kera mendapat bunga" dalam bahasa Melayu merujuk kepada situasi di mana seseorang atau sesuatu yang tidak patut atau tidak layak menerima atau mencapai sesuatu yang baik atau diinginkan. Ia menggambarkan keadaan di mana kejayaan atau kebaikan diperoleh secara tidak adil atau tidak wajar.

Contoh Peribahasa Bagaikan Kera Mendapat Bunga

Contoh penggunaan peribahasa "Bagaikan kera mendapat bungaadalah seperti berikut:

  1. Apabila seseorang yang malas atau tidak berusaha mendapat kejayaan atau pengiktirafan yang tidak sepatutnya. Contohnya, jika seorang pelajar yang tidak belajar dengan rajin mendapat markah yang tinggi dalam ujian, peribahasa ini digunakan untuk menggambarkan keadaan yang tidak wajar atau tidak adil.
  2. Dalam konteks perniagaan, jika sebuah syarikat yang tidak memiliki strategi yang baik atau tidak menawarkan produk atau perkhidmatan yang berkualiti mendapat keuntungan yang besar, peribahasa ini boleh digunakan untuk menyatakan bahawa kejayaan tersebut diperoleh secara tidak adil atau tidak wajar.

Peribahasa "Bagaikan kera mendapat bungamengandungi pesanan tentang keadilan dan nilai usaha. Ia menekankan bahawa kejayaan atau kebaikan seharusnya diperoleh melalui usaha yang tekun dan pantas, dan bukan melalui cara yang tidak adil atau tidak wajar. Oleh itu, ia dapat digunakan untuk menunjukkan ketidakadilan atau ketidakpatutan dalam situasi di mana seseorang atau sesuatu diberi ganjaran tanpa usaha yang sepadan. 

Share:

21/02/24

Arti Dari Peribahasa Bagai Air Dengan Minyak

Peribahasa "Bagai air dengan minyak" dalam bahasa Melayu merujuk kepada hubungan atau interaksi antara dua pihak yang tidak serasi atau tidak dapat berpadu dengan baik, seperti air dan minyak yang tidak bercampur. Ia menggambarkan situasi di mana dua individu atau kelompok memiliki perbezaan yang besar dalam pandangan, keperibadian, atau cara berfikir, sehingga menyebabkan ketidakharmonian atau konflik.

Contoh Peribahasa Bagai Air Dengan Minyak

Contoh penggunaan peribahasa "Bagai air dengan minyakadalah seperti berikut:

  1. Dalam hubungan persahabatan, dua individu yang memiliki nilai-nilai, minat, atau pendekatan hidup yang bertentangan mungkin akan menghadapi kesukaran untuk bersama-sama atau bekerjasama. Mereka seperti "air dengan minyak", yang tidak dapat bercampur secara harmonis.
  2. Dalam konteks kerja, dua orang pekerja yang memiliki gaya kerja atau pendekatan yang berbeza mungkin akan mengalami ketegangan atau konflik semasa bekerjasama dalam sebuah projek. Mereka boleh diibaratkan sebagai "air dengan minyak", di mana interaksi mereka tidak berjalan lancar.

Peribahasa "Bagai air dengan minyakmengandungi pesanan tentang pentingnya memahami perbezaan dan menerima kepelbagaian dalam hubungan antara individu atau kelompok. Ia menekankan bahawa walaupun terdapat perbezaan, penting untuk berusaha mencari titik persamaan atau kompromi untuk menjaga hubungan yang baik.



Share:

20/02/24

Arti Dari Peribahasa Bagai Anjing Dengan Kucing

Peribahasa "Bagai anjing dengan kucing" dalam bahasa Melayu merujuk kepada hubungan yang tidak baik antara dua orang atau dua pihak yang selalu bertengkar atau berkonflik satu sama lain. Ia menggambarkan situasi di mana kedua belah pihak tidak dapat berbaik-baik dan sering bertentangan, seperti hubungan antara anjing dan kucing yang terkenal dengan konflik atau persengketaan.

Contoh Peribahasa Bagai Anjing Dengan Kucing

Contoh penggunaan peribahasa "Bagai anjing dengan kucingadalah seperti berikut:

  1. Dalam rumah tangga, pasangan suami isteri yang selalu bertengkar dan tidak dapat bekerjasama dengan baik dapat diibaratkan sebagai "Bagai anjing dengan kucing". Mereka sering berkonflik dan tidak dapat menemui titik temu dalam penyelesaian masalah.
  2. Dalam konteks politik, partai politik atau pemimpin yang selalu bertikam lidah atau saling menyerang tanpa henti dapat digambarkan sebagai "bagai anjing dengan kucing". Mereka tidak dapat bekerja sama untuk kepentingan bersama dan seringkali menciptakan ketegangan atau perselisihan.

Peribahasa "Bagai anjing dengan kucingmengandungi pesanan tentang pentingnya kerjasama dan kesepahaman antara individu atau pihak yang berlainan. Ia menekankan bahawa konflik atau pertentangan yang berterusan hanya akan menyebabkan ketidakharmonian dan kesulitan dalam mencapai tujuan bersama. Oleh itu, ia menyeru untuk mencari penyelesaian yang baik dan berusaha untuk bekerjasama meskipun terdapat perbezaan pendapat atau kepentingan. 

Share:

19/02/24

Arti Dari Peribahasa Bagai Pucuk Dicinta Ulam Pun Tiba

Peribahasa "Bagai pucuk dicinta ulam pun tiba" dalam bahasa Melayu merujuk kepada situasi di mana seseorang yang sebelumnya dianggap rendah atau tidak berharga akhirnya mencapai kejayaan atau mendapat penghargaan yang layak. Ia menggambarkan keadaan di mana seseorang yang diabaikan atau dianggap remeh dapat mengukuhkan kedudukan atau reputasinya di kemudian hari.

Contoh Peribahasa Bagai Pucuk Dicinta Ulam Pun Tiba

Contoh penggunaan peribahasa "Bagai pucuk dicinta ulam pun tibaadalah seperti berikut:

  1. Seorang pelajar yang dianggap biasa-biasa sahaja dan sering diabaikan oleh guru dan rakan-rakan sekelas, tiba-tiba mencapai kejayaan akademik yang luar biasa dalam peperiksaan akhir. Situasi ini sesuai dengan peribahasa "bagai pucuk dicinta ulam pun tiba", di mana pelajar tersebut yang sebelumnya dianggap rendah akhirnya mendapat penghargaan yang layak.
  2. Dalam konteks perniagaan, seorang usahawan kecil yang memulakan perniagaan kecil-kecilan dan dianggap tidak serius oleh pesaing besar dalam industri tersebut, kemudian berkembang menjadi pemain utama dalam pasaran dan mengalahkan pesaingnya. Di sini, peribahasa ini menggambarkan kejayaan dan pengiktirafan yang diperoleh oleh individu yang sebelumnya dianggap rendah.

Peribahasa "Bagai pucuk dicinta ulam pun tibamengandungi pesanan tentang kebijaksanaan dalam menilai individu atau situasi. Ia menekankan bahawa seseorang tidak sepatutnya mengabaikan atau meremehkan orang lain, kerana pada akhirnya, orang yang diabaikan tersebut juga berpotensi untuk mencapai kejayaan dan mendapat penghargaan yang layak. 

Share:

18/02/24

Arti Dari Peribahasa Bagai Pungguk Merindukan Bulan

Peribahasa "Bagai Pungguk Merindukan Bulan" dalam bahasa Melayu merujuk kepada sesuatu yang mustahil atau tidak mungkin tercapai, sama seperti pungguk yang berusaha meraih bulan yang berada jauh di langit. Ia menggambarkan keadaan di mana seseorang mempunyai impian atau harapan yang tidak realistik atau tidak dapat dicapai.

Contoh Peribahasa Bagai Pungguk Merindukan Bulan

Contoh penggunaan peribahasa "Bagai Pungguk Merindukan Bulan" adalah seperti berikut:

  1. Seorang pelajar yang tidak mengambil tindakan untuk belajar dan meningkatkan keupayaan akademiknya, tetapi mengharapkan untuk mendapat keputusan yang tinggi dalam peperiksaan. Dalam hal ini, keinginannya untuk mencapai kejayaan tanpa usaha yang mencukupi dapat diibaratkan sebagai "bagai pungguk merindukan bulan".
  2. Dalam konteks perniagaan, seorang usahawan yang mempunyai impian untuk membangunkan perniagaan besar tetapi tidak memiliki perancangan atau sumber daya yang mencukupi untuk mencapainya. Impiannya itu boleh diibaratkan sebagai "bagai pungguk merindukan bulan" kerana ia sukar untuk dicapai tanpa langkah-langkah yang realistik dan berdaya maju.

Peribahasa "Bagai Pungguk Merindukan Bulan" mengandungi pesanan tentang realisme dan kebijaksanaan dalam menetapkan matlamat atau impian. Ia menekankan bahawa penting untuk memilih matlamat yang realistik dan memperuntukkan usaha yang mencukupi untuk mencapainya, serta mengelakkan dari menghampakan diri dengan impian yang tidak dapat dicapai. 

Share:

17/02/24

Arti Dari Peribahasa Bagai Kacang Lupa Kulitnya

Peribahasa "Bagai kacang lupa kulitnya" dalam bahasa Melayu merujuk kepada seseorang yang lupa akan asal-usul atau kedudukan sebenarnya selepas mencapai kemajuan atau kejayaan, dan kemudiannya tidak menghargai atau mengakui bantuan atau jasa yang diberikan oleh orang lain.

Contoh Peribahasa Bagai Kacang Lupa Kulitnya

Contoh penggunaan peribahasa  "Bagai kacang lupa kulitnya" adalah seperti berikut:

  1. Seorang individu yang mendapat kemajuan dalam hidup, seperti mencapai kedudukan yang tinggi dalam kerjaya, tetapi kemudian lupa akan bantuan dan sokongan yang diberikan oleh keluarga atau rakan-rakan terdekat. Dalam situasi ini, orang itu dikatakan "bagai kacang lupa kulitnya", di mana dia lupa akan asal-usul atau bantuan yang telah membantu mencapai kejayaannya.
  2. Dalam konteks hubungan persahabatan atau kerjasama, apabila seseorang mendapat keuntungan atau kejayaan tetapi lupa akan kerjasama atau bantuan yang diberikan oleh rakan-rakan atau pasangan kerjasama, dia juga dikatakan "bagai kacang lupa kulitnya".

Peribahasa  "Bagai kacang lupa kulitnya"  mengandungi pesanan tentang pentingnya menghargai dan mengingati asal-usul atau bantuan yang diberikan oleh orang lain dalam mencapai kejayaan atau kemajuan. Ia menekankan kesetiaan dan penghargaan terhadap orang-orang yang telah memberi sokongan dan bantuan dalam perjalanan hidup seseorang.

Share:

Arti Dari Peribahasa Bagai Air di Daun Talas

Peribahasa "Bagai air di daun talas" dalam bahasa Melayu digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang tidak dapat menyerap atau menembus masuk ke dalam. Ini merujuk kepada keadaan di mana usaha atau perbuatan tidak memberikan kesan atau dampak yang signifikan, sama seperti air yang jatuh di atas daun talas yang licin dan tidak menyerap.

Contoh Peribahasa Bagai Air di Daun Talas

Contoh penggunaan peribahasa "Bagai air di daun talas" adalah seperti berikut:

  1. Seorang pemimpin yang berusaha memberikan arahan atau nasihat kepada individu yang keras kepala dan tidak mahu mendengar, mungkin akan merasa seperti "air di daun talas", di mana usahanya tidak memberikan kesan atau perubahan yang diinginkan.
  2. Dalam konteks penyelesaian masalah, apabila seseorang menghadapi situasi di mana walaupun usaha telah dilakukan tetapi tiada perubahan yang berlaku, dia mungkin merasakan bahawa situasi itu "bagai air di daun talas", di mana usahanya tidak memberikan hasil yang diharapkan.

Peribahasa "Bagai air di daun talas" mengandungi pesanan bahawa terdapat situasi di mana usaha atau perbuatan seseorang tidak akan memberikan kesan atau perubahan yang diinginkan, sama seperti air yang tidak menyerap ke dalam daun talas. Oleh itu, ia dapat digunakan untuk merujuk kepada keadaan di mana usaha seseorang sia-sia atau tidak berkesan. 

Share:

Arti Dari Peribahasa Bagai Pinang Dibelah Dua

Peribahasa "Bagai pinang dibelah dua" dalam bahasa Melayu sering digunakan untuk menggambarkan keadaan atau situasi di mana dua pihak atau individu mendapat manfaat atau keuntungan yang sama atau seimbang dari sesuatu yang diberikan atau dipertimbangkan. Ia juga mengandungi makna kesetaraan atau keadilan dalam pembahagian sesuatu.

Contoh Peribahasa Bagai Pinang Dibelah Dua

Contoh penggunaan peribahasa "Bagai pinang dibelah dua" adalah seperti berikut:

  1. Dalam konteks pembahagian harta pusaka, peribahasa ini mungkin digunakan untuk menggambarkan pembahagian harta yang adil di antara ahli waris. Misalnya, jika seorang ibu bapa meninggalkan harta pusaka kepada dua orang anak, peribahasa ini digunakan untuk menyatakan bahawa pembahagian harta tersebut dilakukan secara adil dan setara, sehingga kedua anak mendapat manfaat yang sama.
  2. Dalam situasi perjanjian atau perundingan, peribahasa ini boleh digunakan untuk menunjukkan kesetaraan atau keadilan di antara dua pihak yang terlibat. Contohnya, jika dua syarikat membuat perjanjian untuk saling bekerjasama dalam projek, peribahasa ini menggambarkan bahawa kedua syarikat akan mendapat manfaat yang sama dari perjanjian tersebut.

Peribahasa "Bagai pinang dibelah dua" mengandungi pesanan tentang pentingnya keadilan dan kesetaraan dalam pembahagian atau pertimbangan sesuatu. Ia juga menekankan prinsip bahwa manfaat atau keuntungan harus dibahagi secara adil di antara pihak-pihak yang terlibat. 

Share:

Arti Dari Anjing Menggonggong, Kafilah Berlalu

Peribahasa "Anjing menggonggong, kafilah berlalu" dalam bahasa Melayu merujuk kepada situasi di mana seseorang atau sesuatu yang tidak mempunyai kuasa atau pengaruh yang signifikan mencoba untuk menghalang atau menentang tindakan orang lain yang lebih kuat atau penting. Peribahasa ini menekankan bahawa walaupun ada gangguan atau tentangan, tindakan atau keputusan yang diambil akan terus dilakukan tanpa terpengaruh olehnya.

Contoh Peribahasa Anjing Menggonggong, Kafilah Berlalu

Contoh penggunaan peribahasa "Anjing menggonggong, kafilah berlalu" adalah seperti berikut:

  1. Dalam konteks politik, apabila seorang individu atau kumpulan kecil cuba untuk mengkritik atau menentang tindakan kerajaan atau pihak berkuasa yang lebih besar, peribahasa ini merujuk kepada keadaan di mana tindakan itu tidak akan mempengaruhi keputusan atau langkah-langkah yang diambil oleh pihak berkuasa.

2. Dalam perniagaan, apabila pesaing cuba untuk mengganggu operasi atau mempengaruhi reputasi sebuah syarikat, peribahasa ini menggambarkan bahawa syarikat tersebut akan terus bergerak maju dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai matlamatnya, tanpa terlalu terganggu oleh gangguan tersebut.

Peribahasa "Anjing menggonggong, kafilah berlalu" mengandungi pesanan bahawa tidak semua gangguan atau tentangan akan menghentikan atau mengubah tindakan atau keputusan yang diambil oleh pihak yang lebih kuat atau berpengaruh. Ia menekankan kekuatan atau ketegasan dalam menghadapi rintangan atau kritikan, serta kemampuan untuk terus maju tanpa terlalu terpengaruh olehnya. 

Share:

Arti Dari Peribahasa Ada Asap Ada Api

Peribahasa "Ada asap ada api" dalam bahasa Melayu merujuk kepada kepercayaan bahawa apabila terdapat tanda-tanda atau petunjuk tertentu tentang sesuatu perkara, kemungkinan besar terdapat kebenaran atau inti yang sebenarnya di sebaliknya. Ia menggambarkan keyakinan bahawa gejala atau tanda-tanda awal sering kali menunjukkan kepada sesuatu yang lebih besar atau lebih serius.

Contoh Peribahasa Ada Asap Ada Api

Contoh penggunaan peribahasa "Ada asap ada api" adalah seperti berikut:

  1. Dalam konteks pencarian kebenaran, apabila terdapat desas-desus atau desakan tentang sesuatu yang mencurigakan, peribahasa ini menyatakan bahawa kemungkinan besar ada asas atau kebenaran di belakangnya. Ia mengingatkan kita bahawa "ada asap ada api" - tanda-tanda awal sering kali menunjukkan kepada sesuatu yang benar atau penting.
  2. Dalam situasi kecelaruan atau konflik, peribahasa ini menegaskan bahawa apabila terdapat pertikaian atau perbezaan pendapat, biasanya terdapat inti masalah yang perlu diselesaikan. Dengan memahami prinsip "ada asap ada api", kita dapat mengenali isu-isu yang sebenar di sebalik perselisihan tersebut.

Peribahasa "Ada asap ada api" mengandungi pesanan bahawa tanda-tanda awal atau petunjuk sering kali memberikan gambaran tentang situasi atau perkara yang sebenarnya. Oleh itu, penting untuk memperhatikan tanda-tanda tersebut dan bertindak sewajarnya untuk mengatasi atau menangani masalah yang mungkin timbul. 

Share:

Arti Dari Peribahasa Ada Kesempatan Ada Peluang

Peribahasa "Ada kesempatan ada peluang" dalam bahasa Melayu merujuk kepada prinsip bahawa setiap kali terdapat peluang atau kesempatan, seseorang harus mengambil tindakan untuk memanfaatkannya. Ia menggambarkan kepercayaan bahawa setiap kali terdapat situasi yang menguntungkan atau mempunyai potensi untuk mencapai sesuatu, seseorang harus bersedia untuk bertindak dan mengambil peluang tersebut.

Contoh Peribahasa Ada Kesempatan Ada Peluang

Contoh penggunaan peribahasa "ada kesempatan ada peluang" adalah seperti berikut:
  1. Dalam dunia perniagaan, apabila terdapat peluang pasaran yang baru atau permintaan untuk produk atau perkhidmatan tertentu meningkat, pengusaha yang bijak akan mengambil tindakan untuk memanfaatkan kesempatan tersebut. Mereka memahami bahawa "ada kesempatan ada peluang" untuk meraih keuntungan atau memperluas perniagaan.
  2. Dalam konteks pendidikan, apabila seseorang diberi peluang untuk menimba ilmu atau meningkatkan kemahiran melalui kursus atau latihan, adalah penting untuk mengambil kesempatan tersebut. Individu yang berpegang kepada prinsip "ada kesempatan ada peluang" akan menghargai setiap peluang untuk meningkatkan diri mereka.
Peribahasa "ada kesempatan ada peluang" mengandungi pesanan bahawa setiap kali terdapat peluang atau kesempatan, adalah penting untuk mengambil tindakan untuk memanfaatkannya. Ia menekankan betapa pentingnya keaktifan dan kesedaran terhadap peluang yang ada, serta keberanian untuk bertindak demi mencapai kejayaan atau keuntungan.
Share:

Arti dari Air Susu Dibalas Air Tuba

Peribahasa "Air susu dibalas air tuba" dalam bahasa Melayu merujuk kepada situasi di mana kebaikan atau bantuan yang diberikan kepada seseorang tidak dihargai atau dibalas dengan tindakan atau balasan yang jahat, tidak sopan, atau merugikan. Peribahasa ini mengandungi peringatan tentang perlunya bijaksana dalam memberi pertolongan atau melakukan kebaikan kepada orang lain, kerana tindakan tersebut tidak sentiasa akan dihargai atau dibalas dengan baik.

Contoh penggunaan peribahasa Air Susu Dibalas Air Tuba

Contoh penggunaan peribahasa "Air susu dibalas air tuba"  adalah seperti berikut:
  • Seorang individu memberikan pinjaman wang kepada rakan yang memerlukannya, tetapi rakan tersebut tidak mengembalikan wang tersebut seperti yang dijanjikan dan mengabaikan tanggungjawabnya. Dalam hal ini, peribahasa ini menggambarkan situasi di mana kebaikan peminjam tidak dihargai atau dibalas dengan tidak bertanggungjawab oleh penerima pinjaman.
  • Seorang pekerja yang selalu membantu rakan-rakan sekerja dalam menyelesaikan tugasan mereka akhirnya mendapat balasan yang tidak adil apabila dia sendiri memerlukan bantuan dan tidak mendapat sokongan yang dijangkakan dari mereka. Ini merupakan contoh lain di mana kebaikan yang dilakukan tidak dibalas dengan baik oleh pihak lain.
Peribahasa "Air susu dibalas air tuba" mengandungi pengajaran tentang kebijaksanaan dalam memberi dan menerima, serta peringatan bahawa tidak semua tindakan baik akan dihargai atau dibalas dengan baik oleh orang lain.
Share:

16/02/24

Arti dari Ada Jalan Ada Tujuan

Peribahasa "Ada jalan ada tujuan" dalam bahasa Melayu merujuk kepada prinsip bahawa setiap langkah atau tindakan yang diambil biasanya mempunyai matlamat atau tujuan yang ingin dicapai. Ia menggambarkan keyakinan bahawa jika seseorang telah menemui jalan atau cara untuk mencapai sesuatu, maka pasti ada matlamat yang ingin dicapai di sebaliknya.

Contoh  Peribahasa  Ada Jalan Ada Tujuan

Contoh penggunaan peribahasa "ada jalan ada tujuan" adalah seperti berikut:

  1. Dalam hidup, apabila seseorang menetapkan matlamat atau impian, peribahasa ini mengingatkan bahawa langkah-langkah atau tindakan yang diambil untuk mencapai matlamat tersebut merupakan bagian yang penting. Maka, "ada jalan ada tujuan" - setiap tindakan yang diambil membawa kita lebih dekat kepada pencapaian matlamat yang diinginkan.
  2. Dalam konteks perniagaan, apabila seseorang mencipta pelan perniagaan atau strategi pemasaran, peribahasa ini menegaskan bahawa setiap langkah yang diambil haruslah bertujuan untuk mencapai sasaran atau matlamat yang ditetapkan. Dengan memahami bahawa "ada jalan ada tujuan", seseorang dapat menentukan langkah-langkah yang sesuai untuk mencapai kejayaan perniagaan.

Peribahasa "ada jalan ada tujuan" mengandungi pesanan bahawa setiap tindakan atau langkah yang diambil perlu mempunyai tujuan yang jelas, dan ia memperingatkan bahawa tanpa matlamat yang jelas, langkah-langkah yang diambil mungkin tidak akan memberikan hasil yang diinginkan. Oleh itu, ia menekankan pentingnya mempunyai tujuan yang jelas dalam setiap usaha yang dilakukan. 

Share:

Arti dari Ada Harga Ada Rupa

Peribahasa "Ada harga ada rupa" dalam bahasa Melayu bermaksud bahawa sesuatu barang atau jasa yang berkualiti atau bernilai biasanya akan memiliki harga yang setimpal. Ini bermakna bahawa jika sesuatu itu bernilai atau berkualiti tinggi, biasanya ia akan dihargai dengan sewajarnya atau dengan harga yang sesuai.

Contoh peribahasa Ada Harga Ada Rupa

Contoh penggunaan peribahasa "Ada harga ada rupa" adalah seperti berikut:

  1. Sebuah produk elektronik yang berkualiti tinggi dan mempunyai ciri-ciri yang canggih mungkin akan dijual dengan harga yang lebih tinggi berbanding dengan produk yang kurang berkualiti atau biasa sahaja. Ini merujuk kepada prinsip bahawa "ada harga ada rupa", di mana harga produk tersebut sepadan dengan kualitinya.
  2. Di pasaran seni, lukisan yang dihasilkan oleh seorang pelukis yang terkenal atau berbakat mungkin akan dihargai dengan nilai yang tinggi berbanding dengan lukisan yang dihasilkan oleh pelukis amatir atau kurang dikenali. Dalam konteks ini, peribahasa ini menunjukkan bahawa "ada harga ada rupa", di mana kualiti dan reputasi pelukis mempengaruhi nilai lukisan tersebut.

Jadi, inti dari peribahasa "Ada harga ada rupa" adalah bahawa kualiti atau nilai sesuatu akan tercermin dalam harganya. Apabila sesuatu itu bernilai atau berkualiti tinggi, ia cenderung untuk dihargai dengan sewajarnya atau dengan harga yang setimpal. 

Share:

Arti dari Ada Gula Ada Semut

Peribahasa "Ada gula ada semut" dalam bahasa Melayu merujuk kepada keadaan di mana sesuatu yang menarik atau menguntungkan akan menarik perhatian orang ramai atau menyebabkan orang berkerumun di sekitarnya. Ia juga boleh merujuk kepada situasi di mana kejayaan atau kemakmuran akan menimbulkan pelbagai respons atau reaksi, termasuk yang tidak diingini.

Contoh peribahasa  Ada Gula Ada Semut

Contoh penggunaan peribahasa  "Ada Gula Ada Semut" adalah seperti berikut:

  1. Apabila sebuah restoran baru dibuka di kawasan yang sibuk dan menawarkan hidangan yang lazat dengan harga yang berpatutan, dapat dijangkakan bahawa akan ada pelanggan yang ramai yang datang untuk mencobanya. Dalam konteks ini, "gula" merujuk kepada hidangan yang menarik minat pelanggan, manakala "semut" merujuk kepada pelanggan yang berkumpul di restoran tersebut.
  2. Dalam konteks perniagaan, apabila sebuah syarikat menawarkan pekerjaan dengan gaji yang tinggi dan faedah yang menarik, ia mungkin akan menarik minat ramai pencari kerja yang ingin memohon jawatan tersebut. Di sini, "gula" merujuk kepada peluang pekerjaan yang menarik, manakala "semut" merujuk kepada jumlah yang ramai pemohon yang berminat.

Peribahasa "ada gula ada semut" mengandungi makna bahawa sesuatu yang menarik atau menguntungkan akan menarik perhatian atau respons yang sesuai, dan ia dapat digunakan untuk merujuk kepada pelbagai situasi di mana kehadiran sesuatu yang menarik akan menimbulkan reaksi yang beragam dari orang ramai.

Share: